Sabtu, 23 Juli 2011

Sejarah PRAMUKA

Tahun 1908 Mayoor jenderal Robert Boden Powell (Lord Baden Powell) melancarkan gagasan tentang pendidikan luar sekolah. Beliau mengarang buku scouting for Boys yang berisi segala pengalaman dan pelantikan-pelantikan yang diperlukan seorang pandu.
Gagasan Baden Powellmenyebar diseluruh benua Eropa. gagasan ini dilaksanakan oleh orang-orang Belanda didaerah jajahannya termasuk di daerah Indonesia dengan mendirikan NIPV (Nederlan Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda).
Pemimpin-pemimpin Indonesia pun membentuk kepanduan dengan tujuan agar manusia-manusia Indonesia menjadi kader pergerakan Nasional. Perkumpulan kepanduan tersebut diantaranya, JPO (Javanes Padvinders Organizatie), JJP(Jong Java Padvindery), dan HW(Hasbul Wathon).
Setelaah peristiwa Sumpah Pemuda 28 oktober 1928, ada larangan dari pemerintah Hindia Belanda kapada organisasi-organisasi kepanduan di luar NIPV untuk tidak menggunakan istilah Padvinders dan Padvindery. oleh karena itu, K.H. Agus Salim menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk penggantinya.
pada tahun 1930 berdirilah organisasi kepanduan yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) dan tahun 1931 berdiri PAPI (Persatuan Antar Pnadu-pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusan Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada zaman Jepang organisasi kepanduan di Indonesia dilarang. Oleh sebab itu, tokoh-tokoh kepanduan banyak yang memasuki organisasi-organisasi seinendam, Keibodan dan PETA (Pembala Tanah Air). setelah Proklamasi kemerdekaan dibentuklah kesatuan organisasi kepanduan, yaitu Pandu Rakyat Indonesia (PRI) pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala yang merupakan stu-stunya wadah kepanduan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
pada masa setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, dalam alam liberal, terbentuk kesempatan untuk siapa saja membentuk organisasi Kepanduan sehingga tumbuhlah lebih dari 100 organisasi kepanduan di seluruh Indonesia, seperti, HW, SIAP, PII, Pandu Kristen, Pandu Katholik, KBI, IPINDO, dan POPINDO.
Keadaan ini menunjukan bertapa lemahnya Kepanduan di Indonesia saat itu meskipun pada tahun 1955 IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia)berhasil menyelenggarakan jambore Nasional I di pasar minggu, Jakarta.
Mengetahui tentang kelemahan diri, maka federasi-federasikepanduan tersebut melebur diri jadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia)yang beranggotakan 60 organisasi dengan anggota sebanyak 500.000 orang.
PERKINDO menentangnya dan berusaha membentuk suatu panitia untuk mencari jalan keluar. dengan bantuan Perdana mentti Juanda, PERKINDO menghasilkan Keputusan Presiden RI No. 238 tahun 1961 yang ditandatangani oleh Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia karena Presiden Soekarno sedang pergi ke Jepang.
Dalam Kepres No. 238 tahun 1961 tersebut diatas, Gerakan Pramuka oleh Pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah republik Indonesiayang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia. Organisasi lain yang sama atau sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
kini Gerakan Pramuka telah tumbuh dan berkembang diseluruh wilayah Indonesia.